TAKDIR CINTA SANG RAJA IBLIS

Takdir {4}



Takdir {4}

0 "Hamba benar-benar berterimakasih, Yang Mulia. Bagaimanapun juga semua hal yang terjadi adalah hal yang sangat menyenangkan, dan hal yang sangat baik. Hamba menyukainya, tentu saja. Dan apa pun keputusan yang Yang Mulia berikan, hamba akan mematuhi dengan patuh dan benar. Sebab bagaimanapun juga semua ini adalah demi kebaikan dari semua pihak. Hamba tidak patut untuk menghakimi siapa pun, apa yang harus dan apa yang tidak harus. Apa yang baik, dan apa yang tidak baik. Semuanya sudah menjadi suratan yang ada di langit, dan hamba tidak akan pernah merasa menyesal atau pun marah dengan itu. Dengan Yang Mulia datang kesini untuk menemui Putra Mahkota kecil saja hamba sudah sangat bahagia. Sebab hamba tahu bagaimana Yang Mulia mengambil risiko sampai berada di sini. Terimakasih, Yang Mulia. Sekali lagi terimakasih atas segala hal yang telah Yang Mulia berikan kepada Putra Mahkota."     
0

Chen Liao Xuan tak banyak bicara, dia hanya bisa menahan napas ketika Lim Ming Yu mengatakan seperti itu. Bagaimana tidak, Lim Ming Yu dan para selirnya yang lain masih sangat mudah. Bagaimanapun juga mereka akan merasa kesepian, mereka akan merasa kalau diri mereka adalah sosok yang sangat menyedihkan. Itulah yang dirasakan oleh Chen Liao Xuan, sebab dalam sebuah hubungan tidak dipungkiri jika perhatian dan hubungan ranjang itu penting. Dan Chen Liao Xuan tak bisa untuk memberikan keduanya.     

"Apakah aku sosok yang sangat kejam untukmu dan para Selir yang lain?" tanya Chen Liao Xuan pada akhirnya. Lim Ming Yu langsung mendongak, matanya tampak berkaca-kaca dengan sempurna. "Kau dan Selir yang lain masih sangat muda, tapi aku tak bisa memberi kalian banyak hal secara lahir batin, tugas seorang suami, kewajiban seorang suami kepada istrinya, aku tak bisa memberikannya. Apakah yang bisa aku lakukan untuk menebus semua ini, Selir Lim?"     

Lim Ming Yu tersenyum, tapi air matanya menetes dengan sempurna di pipi, dia tak tahu harus bagaimana dan harus berbuat apa, pikirannya benar-benar kalut sekarang. Dia juga tidak mau membebani Chen Liao Xuan, sebab itu adalah prinsip dan juga merupakan sebuah pantangan. Bagaimana bisa Lim Ming Yu harus memaksa Chen Liao Xuan untuk mengikuti emosinya inginkan? Itu adalah hal buruk yang tidak akan pernah berdasar.     

"Apa yang Yang Mulia katakan? Hamba tidak pernah menyangka jika Yang Mulia mengatakan hal seperti ini. Benar jika kami masih muda dalam menjalani hidup tanpa Yang Mulia setelah ini. Namun, kami juga tahu tentang keadaan Yang Mulia. Mana bisa hamba protes. Yang sekarang kami harus lakukan adalah menjaga amanah yang telah Yang Mulia berikan kepada hamba dan Selir lainnya. Sebab bagaimanapun juga kami memiliki tanggung jawab yang lebih besar dari pada masalah-masalah emosional yang sepele seperti itu. Atau...," kata Lim Ming Yu terhenti, dia lantas memandang Chen Liao Xuan sambil mengulum senyum. Agaknya sekarang dia tak sesegan dan setakut dulu dengan Chen Liao Xuan. "Bagaimana jika nanti Yang Mulia datang berkunjung, Yang Mulia sudi bermain dengan kami? Bermain kecapi atau bermain xiang qi? Itu adalah hal yang sangat menyenangkan, kami pasti akan sangat terhibur dan bahagia,"     

Mendengar hal itu, Chen Liao Xuan tampak tersenyum. Kemudian dia menganggukkan kepalanya dengan pasti. "Baiklah, aku akan membiarkan kalian untuk mengalahkanku dengan itu,"     

Lim Ming Yu pun tertawa, kemudian dia kembali memandang wajah Chen Liao Xuan yang ikut tertawa dengannya. Dia sama sekali tak menyangka, jika memiliki suami yang bukan hanya sekadar Raja Iblis. Melainkan sosok Putra Mahkota Kerajaan Langit. Siapa yang akan menyangka hal itu? Bahkan dalam segala hal pun, Lim Ming Yu tidak pernah menyangka. Dia merasa jika dirinya seperti mimpi, bagaimana tidak, dia dan Selir yang lain yang merupakan sosok iblis bisa memiliki suami sosok yang paling suci dan paling disegani di alam semesta ini.     

******     

"Setelah semua ini, masihkah kita mengatakan banyak hal? Ini bukan tentang apa yang telah kita rencanakan. Bagaimana bisa semuanya menjadi seperti ini, Putra Mahkota Chen telah menghardik Ibu dengan cara yang tidak manusiawi sama sekali. Bagaimana bisa dia berani untuk menghardik Ibu. Ibu tidak akan pernah sudi untuk melupakan semua pelecehan dan penghinaan yang pernah ada. Aku tidak akan pernah sudi untuk membuat semua hal menjadi lebih baik. Aku akan benar-benar membuat dia hancur dalam sehancur-hancurnya."     

"Ibu tidak perlu merasa cemas, semuanya akan baik-baik saja. Bukankah sudah aku katakan sebelumnya, kita tidak perlu menggunakan otot untuk melawan Putra Mahkota Chen?" Xie Ming Zhen lantas tertawa. "Bahkan sekarang saja dia enggan memakai nama keluarga kerajaan, bagaimana bisa dia pantas dipanggil sebagai Putra Mahkota kerajaan? Bukankah itu sangat lucu. Yang terpenting adalah kita harus mendesak Ratu. Bukankah kita sudah memberikan racun itu kepada Ratu? Pelan-pelan, lihat saja pelan-pelan, Ibu. Lama-lama Ratu akan jatuh sakit dan dia akan lumpuh kemudian musnah. Aku tidak akan pernah membiarkan ibuku dihina oleh siapa pun. Sampai kapan pun juga aku akan memperjuangkan hak kita. Aku akan berjuang sampai titik darah penghabisan dan akan membuat mereka bertekuk lutut kepada kita, Ibu. Aku sudah tidak sabar menunggu ketika Putra Mahkota Chen menangis di hadapan kita dan berlutut untuk sebuah pengobatan untuk ibunya. Dan saat itu tiba, aku akan menyerahkan semuanya kepada Ibu, lampiaskan semua amarah dan rasa sakit yang sudah Ibu rasakan, penghinaan dan segala hal.yang telah Putra Mahkota lakukan kepada Ibu.     

"Kau adalah putra ibu, Pangeran Xie. Ibu akan melakukan hal yang sangat mengerikan sampai Putra Mahkota Chen tidak lagi berkutik, Ibu akan benar-benar membuat mimpi buruk terjadi."     

Xie Ming Zhen dan Selir Meng terbahak, keduanya sudah tidak akan pernah mempedulikan semua hal yang terjadi. Mereka harus membuat kehancuran untuk siapa pun, dan akan membuat semua hal menjadi lebih baik.     

"Pangeran Xie, apakah kita sudah bisa kembali ke kamar?" tanya istrinya, Xie Ming Zhen melirik istrinya dengan tatapan kesalnya kemudian dia mendengus.     

"Kenapa? Apakah kau merasa jika dirimu jauh lebih baik dan membuat semuanya tampak lebih sulit di sini? Kau hanyalah seorang istri yang tidak penting sama sekali. Bagaimana bisa kau berada di sini dengan wajah menyebalkanmu ini? Aku benar-benar tidak peduli dengan apa pun yang ada pada dirimu. Jadi pergilah, pergilah sebelum kau aku musnahkan dari dunia ini. Aku tidak akan peduli dengan siapa pun juga!"     

Istri Xie Ming Zhen terdiam, dia sama sekali tak menyangka jika suaminya akan berlaku tidak adil seperti ini. Bagaimana bisa dia dibentak dan diperlakukan kasar seperti ini? Dia tidak pernah menyangka sama sekali jika semua ini akan terjadi.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.